Resensi Negeri Van Oranje

“Apa jadinya jika lima mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda terlibat dalam roman dan petualangan kocak?”

Entah kenapa, cerita tentang mahasiswa yang kuliah di luar negeri selalu membuat saya tertarik. Hingga saya dipertemukan dengan satu buku yang menceritakan hal itu, “Negeri Van Oranje”.

NegeriVanBuku bergenre novel ini menceritakan tentang Wicak, Banjar, Daus, Lintang dan Geri, 5 (lima) mahasiswa asal Indonesia yang melanjutkan studi magister mereka di Belanda. Yang mana masing-masing mempunyai modus yang berbeda kenapa sampai memilih kuliah ke luar negeri. Mulai dari alasan cetek Banjar yang kuliah ke luar negeri demi bisa deketin saudari temannya, Lintang yang ingin menikahi pria bule, Daus yang ingin mengubah nasib, sampai alasan hidup dan mati dari Wicak yang menghindar dari kejaran mafia kayu.

Dikemas dengan gaya bahasa yang santai, tidak berbelit-belit, komunikatif serta diksi yang sederhana membuat saya begitu nyaman membaca setiap halaman dari buku ini. Tidak hanya itu, buku ini juga menyajikan informasi seputar kehidupan mahasiswa di Belanda, mulai dari tips dan trik yang digunakan untuk mencari pondokan, sepeda bekas yang murah tapi berkualitas, belanja yang cerdas, tips mahasiswa teladan ala Daus, mencari kerja part-time, hingga kiat-kiat keliling Eropa dengan budget yang minim. Dan semua itu dilengkapkan dengan plot yang ditulis keroyokan oleh empat penulis sekaligus yang entah bagaimana bisa dibuat sangat menarik dan menyenangkan untuk diikuti.

Persahabatan kelima manusia yang menamakan diri mereka sebagai geng Aagaban ini bermula ketika mereka secara tidak sengaja bertemu di stasiun Amersfoort, yang saat itu sedang dilanda badai. Berbagai hal yang mereka alami selama berada di negeri kincir angin,  baik itu senang ataupun susah menjadi warna tersendiri dari cerita persahabatan mereka yang menurut saya begitu unik.

Adapun saat dimana persahabatan mereka diuji, ketika para lelaki dalam Aagaban yaitu Wicak, Daus dan Banjar memutuskan untuk melakukan perang dingin demi mendapatkan hati Lintang yang menjadi satu-satunya wanita dalam Aagaban. Namun, Lintang sendiri malah mengagumi sosok lain yaitu Geri.

Hingga pada akhirnya kelima Aagaban ini bertemu kembali setelah berpisah sekian tahun di acara pernikahan Lintang yang menikah dengan salah satu anggota Aagaban. Siapakah dia?

Tidak mengherankan jika penulis sekelas Andrea Hirata (Penulis tetralogi Laskar Pelangi) melabeli novel ini sebagai “Novel yang menyenangkan…” karena novel ini mampu memberikan kesan atau membawa pembaca ikut terbawa dalam suasana yang ditawarkan oleh buku ini. Selain itu, novel ini juga memiliki kekayaan wacana dan pemikiran idealisme tentang anak muda yang saya kira bisa memberikan inspirasi bagi setiap pembaca.

Dan tentunya kita juga diajak untuk berkeliling menikmati suasana kota-kota di Belanda dan Eropa dengan biaya yang sangat murah. Caranya? ya dengan baca buku ini.

Be a freak, don’t be mundane” – Goz

 

10 comments

    1. Saya malah lbh suka sama bukunya. haha, saking sukanya sampai ngulang 3x bacanya. Sejauh ini bukunya jadi bahan bacaan yg paling ringan yg pernah saya baca. Tp jgn salah, isinya jg berbobot kok. Dan itu yg kasi nilai plus. ^^
      Coba deh baca bukunya, dijamin pasti seru.

      Like

Leave a comment